Beranda | Artikel
Takutlah terhadap Adzab Kubur (02)
Minggu, 20 Agustus 2017

Baca pembahasan sebelumnya Takutlah terhadap Adzab Kubur (01)

Berlindung dari Adzab Kubur

Sedemikian ngerinya adzab kubur, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memohon perlindungan dari adzab kubur dan memerintahkan kita untuk selalu memohon perlindungan dari adzab kubur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَاسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ. اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَاسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ

“Aku memohon perlindungan kepada Allah dari adzab (neraka) jahannam. Aku memohon perlindungan kepada Allah dari adzab kubur. Aku memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Al-Masih Al-Dajjal. Dan aku memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah kehidupan dan kematian.” (HR. Tirmidzi no. 3604, shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan hal itu setiap kali shalat ketika tasyahhud akhir sebelum salam. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim bersemangat untuk mengucapkan doa ini di tasyahhud akhir dan tidak meninggalkannya.

Demikian pula, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan untuk selalu memohon perlindungan dari adzab kubur. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

“Seandainya kalau bukan karena kalian saling memakamkan, maka aku ingin berdoa kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku dengar.” (HR. Muslim no. 2868)

Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua buah makam, beliau berkata,

أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ

“Sesungguhnya dua orang penghuni makam ini sedang diadzab. Dan keduanya tidaklah diadzab karena sesuatu perkara yang besar (menurut pandangan mereka, pen.). Adapun orang pertama (diadzab) karena suka mengadu domba, sedangkan yang lain (diadzab) karena tidak bersuci dari  air kencingnya.” (HR. Bukhari 218 dan Muslim no. 292)

Sebab-Sebab dan Jangka Waktu Adzab Kubur

Adzab kubur memiliki banyak sebab, yaitu berbagai macam maksiat dan keburukan. Antara lain perbuatan ghibah (menggunjing), namimamh (adu domba), dan tidak bersuci dari najis.

Adzab kubur bisa jadi berlangsung terus menerus sampai dibangkitkan pada hari kiamat. Namun bisa juga bersifat sementara. Sebagian orang beriman bisa jadi diadzab di kuburnya, kemudian adzab tersebut dihentikan, baik karena sebab doa dan permohonan ampunan dari orang-orang shalih untuk mereka atau memang karena tempo adzab kuburnya sudah berakhir. Karena seorang yang beriman, meskipun dia diadzab di kuburnya, adzab tersebut tidaklah bersifat permanen. Karena dia diadzab sesuai dengan kadar dosanya, kemudian dihentikan. Adapun orang-orang kafir dan munafik, mereka terus-menerus diadzab sampai hari kiamat.

Adzab Kubur termasuk Perkara Ghaib

Adzab kubur termasuk perkara ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala. Adzab kubur terkadang ditampakkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga beliau mengetahuinya karena wahyu dari Allah Ta’ala. Adzab kubur juga ditampakkan kepada sebagian orang shalih sebagai bahan renungan dan pelajaran.

Seorang mayit bisa saja sedang diadzab dalam kuburnya, namun ketika kita bongkar kuburnya dan mengeceknya, kita tidak melihat atau tidak merasakan apa-apa. Akan tetapi, dia benar-benar sedang diadzab di kuburnya, sedangkan kita tidak mengetahui sedikit pun.

Bisa jadi ada dua orang yang dimakamkan di satu lubang yang sama. Salah satu di antara mereka diadzab, sedangkan yang lain mendapatkan nikmat kubur. Adzab yang diterima salah satunya, tidaklah dirasakan yang lain. Demikian pula, nikmat yang dirasakan salah satunya, tidaklah dirasakan yang lain, padahal mereka dimakamkan di satu lubang yang sama. Hal ini karena adzab kubur termasuk perkara ghaib yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala.

Adzab kubur tetap dirasakan oleh seorang mayit meskipun dia tidak dimakamkan. Meskpun dia dimakan burung buas atau ditenggelamkan ke lautan. Adzab kubur akan tetap mendatanginya di mana saja dia meninggal dunia dan bagaimanapun cara dia meninggal dunia. Dan Allah Ta’ala Maha kuasa atas segala sesuatu.

Kesimpulan, adzab kubur adalah sebuah keniscayaan, tidaklah ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang menyimpang. Adapun orang-orang yang beriman, mereka meyakini dan membenarkannya, memohon perlindungan darinya, dan menjauhi sebab-sebab yang menyebabkan mereka mendapatkan adzab kubur. Wallahu a’lam.

Daftar Link Artikel Ini:

  1. Takutlah terhadap Adzab Kubur (01)
  2. Takutlah terhadap Adzab Kubur (02)

***

Diselesaikan di sore hari, Rotterdam NL 30 Sya’ban 1438/26 Mei 2017

Yang senantiasa membutuhkan rahmat dan ampunan Rabb-nya,

Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or

Referensi:

Disarikan dari kitab Majaalisu Syahri Ramadhan Al-Mubaarak, karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan, hal. 114-116 (cet. Daar Al-‘Ashimah, tahun 1422)

🔍 Budak Dalam Islam, Cara Adzan Yang Bagus, Malaikat Meniup Sangkakala, Definisi Aqidah Islam, Shalat Tahiyatul Masjid


Artikel asli: https://muslim.or.id/31673-takutlah-terhadap-adzab-kubur-02.html